ECB akan terus menggunakan orientasi moneter setelah akhir stimulus

Bank Sentral Eropa (ECB) hari ini mengumumkan bahwa pihaknya akan terus menggunakan kebijakan panduan moneter masa depan ("panduan ke depan") setelah akhir program stimulus dan menegaskan bahwa entitas akan bergantung "semakin" padanya dalam transisi menuju normalisasi moneter.

Bank Sentral Eropa (ECB) hari ini mengumumkan bahwa mereka akan terus menggunakan kebijakan panduan moneter masa depannya ("panduan ke depan") setelah akhir program stimulus dan menegaskan bahwa entitas akan bergantung "semakin" padanya dalam transisi menuju normalisasi moneter.

Pada sebuah konferensi mengenai komunikasi bank Pusat, kepala ekonom ECB, Peter Praet, mengatakan bahwa sementara program pembayaran hutang berakhir "secara bertahap", entitas akan bergantung "semakin" pada "forward" panduan "(kebijakan kemajuan informatif mengenai keputusannya dalam jangka menengah) terkait tingkat suku bunga.

" Suku bunga pada akhirnya akan memulihkan status mereka sebagai Instrumen kebijakan utama dan orientasi masa depan kita akan sekali lagi memiliki pendekatan yang unik, "katanya.

Arah masa depan pada keputusannya adalah instrumen kebijakan kebijakan moneter yang mulai digunakan ECB untuk pertama kalinya pada bulan Juli 2013 untuk mempersiapkan pasar untuk evolusi tingkat suku bunga.

Saat mengumumkan program pembelian hutangnya untuk merangsang ekonomi zona euro pada bulan Januari 2015, entitas memperluas kerangka "panduan ke depan" ke pendekatan ganda, yang menggabungkan orientasi pada tingkat suku bunga dengan dari syarat dan jumlah yang akan digunakan dalam akuisisi obligasi.

Praet menekankan bahwa komunikasi di cakrawala dimana pembelian hutang akan berakhir dan pada Ekspektasi perubahan suku bunga telah menjadi "komponen kunci" dari strategi kebijakan moneter ECB.

Ahli ekonomi menunjukkan bahwa jika bank tersebut tidak memiliki memberikan jaminan bahwa suku bunga akan tetap pada tingkat minimum saat ini sampai program stimulus berakhir, beberapa efek positif dari hal ini akan terjadi dinetralisir oleh harapan menaikkan suku bunga.

"Secara umum, orientasi masa depan kita telah meninggalkan jejak yang jelas mengenai kemampuan pasar untuk mengkalibrasi niat kebijakan moneter, "tegas Praet.