China melengkapi penerbangan pertama ke Amerika Serikat dengan menggunakan minyak goreng daur ulang

Maskapai penerbangan China Hainan Airlines pada hari Selasa melengkapi penerbangan transoceanik pertama yang menggunakan bahan bakar yang dibuat dengan minyak goreng daur ulang, untuk memindahkan penumpang dari Beijing ke kota Chicago di Amerika.

Beijing, 22 November (EFE) .- Maskapai penerbangan China Hainan Airlines menyelesaikan pada hari Selasa penerbangan transoceanik pertama dengan menggunakan bahan bakar yang dibuat dengan minyak goreng daur ulang, untuk bergerak penumpang dari Beijing ke kota Chicago Amerika. Dua tahun yang lalu, Hainan menggunakan biofuel ini untuk pertama kalinya, yang dikembangkan oleh kilang China Sinopec dari minyak yang dikumpulkan dari restoran dan kemudian didaur ulang, namun belum pernah digunakan pada penerbangan transoceanic ke AS.

Bahan bakar ini memancarkan antara 50 dan 80% lebih rendah dari karbon dioksida daripada minyak tanah tradisional, sambil memastikan keamanan dan efisiensi penerbangan, menurut perusahaan dalam pernyataan yang dikumpulkan hari ini oleh badan resmi tersebut Xinhua china. Penggunaannya, masih tepat waktu karena harganya mahal, bisa mengurangi polusi tinggi yang dihasilkan oleh area navigasi.

Koneksi baru antara Beijing dan Chicago on board ini sebuah Boeing 787 adalah bagian dari proyek ini untuk menciptakan area "hijau" komunikasi antara China dan AS, kata Xinhua. Hainan pertama kali menggunakan biofuel ini dicampur dengan bahan bakar tradisional dalam proporsi 50-50 persen pada bulan Maret 2015, dengan Boeing 737 yang membawa seratus penumpang dari kota Shanghai timur China ke Beijing.

Dengan pencapaian ini, Hainan Airlines kemudian berhasil mendahului Dragonair Hong Kong, anak perusahaan Cathay Pacific, yang telah mengumumkan beberapa hari sebelumnya bahwa ini akan menjadi yang pertama terbang melintasi China dengan minyak. Daur ulang tapi akhirnya harus menunda operasi karena masalah izin hukum.

Pesawat penumpang pertama yang menggunakan biofuel berasal dari perusahaan Jerman. Lufthansa di tahun 2011, tahun dimana China juga mulai melakukan tes dengan teknologi baru ini.